Harga Emas Naik, Tapi Kenapa Saham Emas Tumbang?

1 Juli 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi emas Antam. /Antara/Fauzan/

KABAR GARUT - Emas telah menjadi instrumen investasi yang sangat dihargai sejak zaman dahulu kala. Namun, meskipun harga emas dunia cenderung mengalami tren kenaikan beberapa bulan terakhir, saham-saham emas justru menunjukkan kinerja yang mengecewakan. Apa yang sebenarnya terjadi?

Melansir investopedia.com, alasan mengapa harga emas dapat turun termasuk kelebihan pasokan relatif terhadap permintaan dan pergeseran sentimen investor. Dolar yang kuat dan suku bunga yang meningkat juga dapat merugikan harga emas, begitu pula inflasi yang rendah. Ketika ekonomi sehat dan berkembang, saham dan investasi lain mungkin menjadi lebih menarik bagi investor, yang mungkin menjual kepemilikan emas mereka, yang dapat menyebabkan penurunan harga emas.

Nah, dengan demikian perang yang masih berlangsung dan ketidakpastian ekonomi global telah mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai aset safe haven, meningkatkan harga emas. Namun, saham-saham di sektor emas seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB), dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) justru mengalami penurunan harga. Berikut adalah beberapa analisis sederhana untuk strategi investasi yang efektif pada saham-saham tersebut.

Daftar Saham Emas

  1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

    • Market Cap: 36,8 Triliun
    • Laba Bersih 2023: 3 Triliun
    • Laba Bersih Q1 2024: 238 Miliar
    • Pembagian Dividen: Ya, dengan yield sekitar 8%
  2. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

    • Market Cap: 20,4 Triliun
    • Laba Bersih 2023: 215 Miliar
    • Laba Bersih Q1 2024: 57 Miliar
    • Pembagian Dividen: Tidak
  3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

    • Market Cap: 66,3 Triliun
    • Kerugian Bersih 2023: 319 Miliar
    • Laporan Keuangan Q1 2024: Belum Tersedia
  4. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)

    • Market Cap: 7,4 Triliun
    • Laba Bersih 2023: 225 Miliar
    • Kerugian Bersih Q1 2024: 66 Miliar
  5. PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB)

    • Market Cap: 3,6 Triliun
    • Kerugian Bersih 2023: 156 Miliar
    • Laporan Keuangan Q1 2024: Belum Tersedia
  6. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)

    • Market Cap: 1,7 Triliun
    • Laba Bersih 2023: 6 Miliar
    • Laba Bersih Q1 2024: Tersedia

Analisis Investor

Saham-saham ini dikendalikan oleh berbagai jenis investor yang mempengaruhi pergerakan harga saham:

  1. ANTM

    • Investor Asing dan Ritel: 38%
    • Investor Lokal Institusi: 22,9%
    • Layak untuk investasi jangka panjang/menengah dan trading jangka pendek.
  2. BRMS

    • Mayoritas dimiliki investor asing: 59%
    • Investor Ritel Individu: 18,8%
    • Lebih cocok untuk trading jangka pendek, tidak layak untuk investasi jangka panjang/menengah.
  3. MDKA

    • Mayoritas dimiliki investor lokal institusi: 58,8%
    • Investor Asing: 26,4%
    • Lebih cocok untuk trading jangka pendek, tidak layak untuk investasi jangka panjang/menengah.
  4. ARCI

    • Mayoritas dimiliki investor lokal institusi: 95,6%
    • Investor Lokal Individu: 3,4%
    • Lebih cocok untuk trading jangka pendek, tidak layak untuk investasi jangka panjang/menengah.
  5. PSAB

    • Mayoritas dimiliki investor individu: 99,7%
    • Tidak layak untuk investasi jangka panjang/menengah maupun trading jangka pendek.
  6. HRTA

    • Mayoritas dimiliki investor lokal institusi: 75,3%
    • Investor Asing: 7,9%
    • Layak untuk investasi jangka panjang/menengah dan trading jangka pendek.

Kesimpulan

Meskipun harga emas mengalami kenaikan, saham-saham terkait emas tidak selalu mengikuti tren yang sama. Beberapa faktor seperti kinerja keuangan perusahaan, dominasi jenis investor, dan ketidakpastian global memainkan peran penting dalam menentukan kinerja saham tersebut. Investor harus mempertimbangkan semua faktor ini sebelum membuat keputusan investasi.***

Editor: Ilham Fauzan

Tags

Terkini

Terpopuler