Kenapa Nilai Tukar Uang Selalu Berubah? Yuk, Simak Artikel Ini

- 2 Mei 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi mata uang China dan Amerika Serikat.
Ilustrasi mata uang China dan Amerika Serikat. / Reuters/Dado Ruvic/

KABAR GARUT - Kamu mungkin sadar bahwa dalam 6 bulan terakhir, harga dolar terhadap Rupiah sudah nyaris menyentuh level tertinggi. Ini bukan hal baru. Dalam waktu beberapa tahun, nilai tukar antara Rupiah dan Dolar selalu berfluktuasi.

Dikutip expat.hsbc.com, nilai tukar mata uang terus bergerak, berdasarkan pada penawaran dan permintaan. Apakah suatu mata uang lebih diminati daripada yang lain, tergantung pada nilai yang dirasakan dari kepemilikannya, baik untuk membayar barang dan jasa, atau sebagai investasi.

Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan fluktuasi ini?

Mari kita bahas

Pertama-tama, mari kita pahami bahwa fluktuasi nilai tukar mata uang adalah fenomena yang umum dalam dunia ekonomi. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran.

Ketika permintaan terhadap suatu mata uang meningkat, nilainya cenderung naik. Sebaliknya, jika permintaan menurun, nilai mata uang tersebut akan melemah.

Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang:

  1. Dinamika Ekonomi: Ketika sebuah negara memiliki ekonomi yang kuat dan produktif, permintaan terhadap mata uangnya cenderung meningkat. Sebaliknya, jika ekonomi negara tersebut lemah, nilai mata uangnya akan cenderung turun.

  2. Investasi Asing: Aliran modal dari investor asing ke suatu negara dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Jika banyak investor asing yang berinvestasi dalam bisnis atau obligasi negara tersebut, permintaan terhadap mata uangnya akan meningkat, sehingga nilai tukarnya naik.

  3. Perdagangan Internasional: Transaksi perdagangan antar negara juga memengaruhi nilai tukar mata uang. Ketika sebuah negara melakukan lebih banyak ekspor daripada impor, permintaan terhadap mata uangnya meningkat, sehingga nilai tukarnya naik.

  4. Kebijakan Moneter: Kebijakan yang diterapkan oleh bank sentral suatu negara, seperti tingkat suku bunga, juga dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi cenderung menarik investor untuk menanamkan modalnya di negara tersebut, sehingga meningkatkan permintaan terhadap mata uangnya dan menguatkan nilainya.

  5. Kondisi Politik dan Geopolitik: Ketidakpastian politik atau konflik geopolitik di suatu negara dapat memengaruhi kepercayaan investor terhadap mata uangnya, yang kemudian berdampak pada nilai tukarnya.

Halaman:

Editor: Ilham Fauzan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah