Tak Ada Kekerasan Berlebihan, Joko Anwar Ungkapkan Perspektifnya tentang Film Siksa Kubur

KABAR GARUT - Setelah sekian lama ditunggu, teaser ini akhirnya merilis sekilas gambaran dari pengalaman horor yang menegangkan, disutradarai oleh sosok terkenal dalam industri film Indonesia, Joko Anwar. Dalam teaser ini, kita diberikan gambaran tentang kisah yang terkait erat dengan film pendeknya pada tahun 2012 yang berjudul "Grave Torture". Kisah yang dikisahkan dalam "Siksa Kubur" diyakini memiliki keterkaitan dengan tema religi, menjadikannya film horor religi pertama yang digarap oleh Joko Anwar.

Film "Siksa Kubur" telah menjadi sorotan sejak pengumuman produksinya. Namun, satu pertanyaan yang kerap muncul dari para penggemar adalah, apakah film ini mengandung adegan gore (GOR) atau tidak?

Sutradara Film Siksa Kubur, Joko Anwar menjelaskan kesepakatan untuk tidak menghadirkan adegan yang berlebihan atau eksesif dalam film ini. Mereka mengakui pentingnya menjaga keseimbangan antara kekerasan yang relevan dengan cerita dan tidak melampaui batas yang ditentukan.

"Apakah dalam film "Siksa Kubur" ada gornya atau tidak? Aku, sama teman-teman yang ada di depan, ini semuanya adalah orang-orang yang sepakat bahwa film itu tidak boleh eksesif." ujar Joko Anwar, dikutip kabargarut.com melalui kanal YouTube Cinema21, Kamis, 11 April 2024,

"Kita tidak boleh menampilkan adegan apapun, termasuk kekerasan, termasuk juga GOR yang berlebihan, dan tidak sesuai dengan cerita," lanjutnya.

Jadi, kita sesuaikan semuanya, ada porsinya. Film kita sudah lulus sensor dengan batas usia 17 tahun ke atas menurut saya dan teman-teman. Ini adalah batas usia yang cocok karena temanya adalah seperti ini," jelasnya.

"Jadi, untuk anak di bawah 17 tahun ke atas bisa ditonton, tapi didampingi ya, teman-teman. Satu itu, jadi enggak ada GOR yang berlebihan, ada kekerasan tentunya sesuai dengan temanya, tapi tidak ada yang berlebihan," tegas Joko Anwar.

Dalam teaser ini, kita disuguhkan adegan-adegan yang menegangkan dan misterius. Dari narasi yang menggugah, hingga adegan seorang perempuan yang terlihat panik di hutan, diperankan oleh Widuri Puteri, hingga adegan-adegan yang menggambarkan kengerian dari mayat-mayat yang bertebaran di koridor, semuanya menambah keingintahuan kita akan cerita yang akan dihadirkan dalam film ini.

Adegan-adegan ini juga memberikan gambaran tentang karakter-karakter utama dalam film, seperti Reza Rahadian yang tampaknya berprofesi sebagai staf di rumah sakit, dan Faradina Mufti yang mungkin akan memerankan seorang perawat. Namun, masih banyak aspek misteri yang belum terungkap, seperti kisah apa yang akan diceritakan dan bagaimana aspek religi akan dihadirkan dalam film ini.