Tertinggi Terjadi di Garut Kota, Kasus Chikungunya di Garut Naik Drastis Dibanding Tahun Lalu

- 25 April 2024, 21:09 WIB
Kabid P2P Dinas Kesehatan Garut, Asep Surachman sebut kasus chikungunya di Garut tahun ini meningkat.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Garut, Asep Surachman sebut kasus chikungunya di Garut tahun ini meningkat. /Kabargarut.com/Aep Hendy S

KABAR GARUT - Masyarakat Kabupaten Garut diimbau untuk waspada dan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Hal ini menyusul tingginya angka kasus penyebaran penyakit chikungunya yang disebabkan gigitan nyamuk.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, menyampaikan angka kasus penyebaran penyakit chikungunya di Garut tahun ini dipastikan mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun sebelumnya.

"Tahun 2023, angka kasus chikungunya selama satu tahun tercatat ada 50 kasus. Sedangkan tahun ini, baru 4 bulan saja angka kasus chikungunya telah mencapai 99 kasus atau naik nyaris 100 %", kata Asep, Kamis, 25 April 2024.

Baca Juga: Pergerakan Tanah di Pakenjeng Meluas di 3 Kampung Dengan Luas Mencapai 45 Hektare

Dikatakannya, kasus chikungunya di Kabupaten Garut tersebar di sejumlah kecamatan. Kasus paling tinggi terjadi di wilayah Kecamatan Garut Kota dengan jumlah 71 kasus, disusul Kecamatan Selaawi 18 kasus, dan Sucinaraja 10 kasus.

Tingginya angka kasus chikungunya di Kabupaten Garut ini menurut Asep menjadi perhatian khusus pihaknya. Sejumlah langkah penanganan komprehensif pun selama ini terus dilakukan.

Asep menuturkan, sejak pertama kali menerima informasi ada warga yang positif chikungunya pun, pihaknya langsung turun tangan ke lapangan untuk melakukan penyelidikan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sumber penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk tersebut.

Baca Juga: Sempat Dihakimi Warga, Pelaku Curanmor di Garut Diamankan Polisi

"Kami juga melakukan pengecekan langsung ke rumah warga yang positif chikungunya untuk mendeteksi jentik nyamuk", ucapnya.

Selain itu, Asep juga mengatakan pihaknya langsung melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus, abatisadi, fogging, serta penanganan pengobatan terhadap pasien. Hasilnya cukup efektif karena saat ini sudah tidak ada lagi kasus chikungunya aktif di wilayah Garut.

Disebutkannya, selama ini hampir setiap tahun di Garut terjadi kasus chikungunya. Dia pun mengingatkan masyarakat Garut perlu melakukan langkah-langkah pencegahan agar kasus tersebut tidak kembali terjadi.

Baca Juga: Korban Pergerakan Tanah di Pakenjeng Sudah 41 Hari Mengungsi Pemkab Belum Keluarkan Pernyataan Keadaan Bencana

Lebih jauh Asep menjelaskan, chikungunya merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang bisa menyebabkan demam tiba-tiba dan nyeri sendi yang parah. Tanda dan gejala lain dari penyakit ini yakni kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan ruam.

"Oleh karenanya kami mengimbau kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kebersihan lingkungannya. Tetap jaga PHBS, jangan biarkan ada tempat yang bisa digunakan bersarang oleh nyamuk dengan melaksanakan sistem 3M plus yang selama ini terbukti cukup efektif mencegah munculnya penyakit akibat gigitan nyamuk", ujar Asep.***

Editor: Aep Hendy


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x