Sejarah Runtuhnya Islam di Spanyol Andalusia

- 12 Maret 2024, 17:22 WIB
/Ilustrasi: Andalusia/pexels

KABAR GARUT - Pada abad ke-7 Masehi, tepatnya pada masa Kesultanan Daulah Bani Umayyah, sejarah mencatat peristiwa penting ketika Thariq bin Ziyad memimpin pasukannya menuju Andalusia. Islam pertama kali menyentuh tanah Andalusia pada tahun 711 Masehi melalui jalur Afrika Utara di Spanyol. Sebelum kedatangan Islam, wilayah ini dikenal sebagai Iberia atau Asbania, namun kemudian dikenal sebagai Andalusia ketika Islam berhasil mengukuhkan kekuasaannya di sana.

Pada masa itu, Kesultanan Al-Walid bin Abdul Malik mengalami masa kejayaan. Thariq bin Ziyad bersama pasukannya berhasil menaklukkan Spanyol dan negara tetangganya. Namun, realitas saat ini sangat berbeda dengan masa lalu. Umat Islam di Barcelona, yang dulu begitu kuat dan berpengaruh, kini nyaris lenyap dari permukaan bumi. Meski jejak-jejak kejayaan Islam masih bisa ditemui di sana, seperti Masjid Cordova yang kemudian diubah menjadi Gereja Katedral Katolik atau Katedral de Cordoba, namun keadaan saat ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana bisa Islam lenyap dari daratan Eropa?

Dahulu, kekuasaan Islam di Spanyol begitu kuat. Islam tidak hanya tumbuh subur secara agama, tetapi juga dalam budaya dan peradaban. Peran Islam di tanah Spanyol menjadi kunci dalam perkembangan peradaban global. Ilmu pengetahuan berkembang pesat di tanah Spanyol, di mana ilmuwan Muslim memimpin dalam berbagai bidang. Namun, pada tahun 1492, Islam mulai meredup di Spanyol.

Pertama-tama, perpecahan dalam Dinasti Umayyah menjadi salah satu penyebab utama kejatuhan Islam di Andalusia. Dinasti yang dulunya begitu kuat, kini terpecah belah menjadi beberapa bagian, yang dikenal dengan istilah "mulut otoke" atau "raja-raja kecil". Pertikaian internal yang melibatkan trust dan ketidaksepakatan di antara sesama Muslim melemahkan kekuatan politik umat Islam.

Kesultanan Islam di Andalusia tersebar di berbagai kota seperti Toledo, Valencia, Merida, Cordoba, Almeria, Sevilla, dan Granada. Namun, satu per satu kerajaan ini jatuh ke tangan penguasa Kristen. Para penguasa Muslim yang terlena dengan kemewahan hidup dan persaingan antara mereka sendiri menjadi bumerang bagi kekuatan Islam di Spanyol.

Kondisi semakin memburuk dengan kelemahan semangat perjuangan dan kekuasaan yang sebenarnya dikendalikan oleh para pejabat. Granada menjadi satu-satunya kesultanan yang masih bertahan, namun internal kerajaan ini juga dipenuhi konflik dan ketidakstabilan.

Pada tahun 1492, Kesultanan Granada menyerah kepada pasukan Kristen dari Kerajaan Castilla dan Aragon. Meskipun terlibat dalam konflik dan persaingan, kedua kerajaan Kristen tersebut bersatu dalam upaya untuk mengusir pengaruh Islam dari Semenanjung Iberia.

Akhirnya, umat Muslim di Spanyol diberi dua pilihan: memeluk agama Kristen atau meninggalkan wilayah tersebut. Sejarah mencatat tragedi ini sebagai akhir dari kejayaan Islam di Andalusia.***

Editor: Ilham Fauzan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x