Kenapa Kymco yang Laris di Taiwan Gak Laku di Indonesia? Ini Ulasannya

- 1 Juli 2024, 11:00 WIB
Kymco Skytown: Skutik Taiwan yang Merambah Eropa dengan Gaya Modern
Kymco Skytown: Skutik Taiwan yang Merambah Eropa dengan Gaya Modern /Youtube Ride With Alex/

KABAR GARUT - Pasar otomotif, khususnya sepeda motor, sangat kompetitif. Desain yang sedikit kurang menarik atau mesin yang lebih boros dari kompetitor bisa membuat sebuah produk tidak laku. Dealer dan after-sales service juga menjadi faktor penentu. Namun, ada kalanya, motor dengan kualitas yang dipertanyakan justru laku keras. Semua itu sering kali bergantung pada brand image.

Melansir motorcyclesdata.com, KYMCO merupakan singkatan dari Kwang Yang Motor Company, yang berkantor pusat di Kaohsiung, Taiwan. Perusahaan ini memiliki sekitar 3.000 karyawan dan memproduksi lebih dari 600.000 kendaraan per tahun.

Kymco telah mendirikan beberapa fasilitas produksi di luar negeri yang berlokasi di Indonesia (Jakarta), Malaysia (Petaling Jaya), Cina (Shanghai, Chengdu, dan Changsha), serta Filipina (Bagumbayan, Taguig City).

Didirikan pada tahun 1964, KYMCO awalnya memulai dengan transfer teknologi dari Honda, Jepang. Berkat pengetahuan teknis dari Honda, KYMCO menjadi salah satu fasilitas manufaktur luar negeri Honda yang berkualitas tinggi.

Kymco, Raja di Taiwan

Kymco adalah salah satu merek motor yang sangat dominan di Taiwan. Pada tahun 2020, Kymco berhasil memimpin penjualan motor di Taiwan, mengalahkan rival utama mereka, SYM, dengan penjualan mencapai 350.000 unit. Hal ini menunjukkan bahwa Kymco memiliki pangsa pasar yang kuat di negara asalnya.

Namun, situasi yang berbeda terjadi di luar Taiwan, khususnya di Indonesia. Meskipun sukses di Taiwan, Kymco tidak bisa menembus pasar Indonesia dengan baik. Ada beberapa alasan mengapa hal ini terjadi.

Lantas, Mengapa Kymco Tidak Laku di Indonesia?

  1. Brand Image dan Edukasi Pasar

    • Di Indonesia, Kymco kurang melakukan edukasi pasar seperti yang dilakukan Yamaha dan Honda. Edukasi pasar adalah langkah penting untuk memperkenalkan dan mempromosikan keunggulan produk kepada konsumen. Yamaha, misalnya, berhasil mendidik pasar mengenai keunggulan motor matic melalui berbagai kampanye dan promosi, sehingga produk seperti Yamaha Mio menjadi sangat populer.
  2. Desain dan Harga

    • Desain motor Kymco yang kurang menarik bagi konsumen Indonesia menjadi salah satu penyebab utama. Selain itu, harga motor Kymco juga cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan motor bebek yang sudah populer di Indonesia, membuatnya kurang kompetitif.
  3. After-sales Service

    • Ketersediaan dealer dan layanan after-sales yang terbatas juga menjadi masalah besar. Konsumen sering kali bingung harus ke mana jika motor Kymco mereka mengalami kerusakan, terutama jika tinggal di luar kota besar.
  4. Persepsi sebagai Produk Cina

    • Meski Kymco berasal dari Taiwan, banyak orang di Indonesia menganggapnya sebagai produk Cina. Pada awal 2000-an, produk motor dari Cina dikenal memiliki kualitas yang rendah, dan persepsi ini turut memengaruhi penjualan Kymco di Indonesia.
  5. Persaingan dengan Motor Jepang

    • Dominasi merek-merek Jepang seperti Honda dan Yamaha di pasar Indonesia juga menjadi tantangan besar bagi Kymco. Motor Jepang dikenal dengan kualitas dan jaringan dealer yang luas, menjadikannya pilihan utama bagi konsumen.

Upaya Kymco untuk Kembali ke Pasar Indonesia

Pada tahun 2017, Kymco mencoba kembali memasuki pasar Indonesia dengan membawa berbagai model matic unggulan. Meskipun desain motor terbaru mereka cukup menarik, harganya masih tergolong mahal, seperti Kymco Like ABS yang dijual seharga 35,5 juta rupiah untuk kelas 150cc, dan X-Town 250i seharga 65,5 juta rupiah. Dengan dealer yang masih terbatas, penjualan Kymco masih belum bisa menguasai pasar.

Kesimpulan

Dari kasus Kymco ini, kita bisa belajar bahwa menjadi raja di negara sendiri tidak menjamin kesuksesan di negara lain. Faktor-faktor seperti brand image, edukasi pasar, desain, harga, dan layanan after-sales sangat menentukan. Kymco mungkin berhasil mendominasi Taiwan, tetapi gagal bersaing di Indonesia. Sementara Honda dan Yamaha terus mendominasi pasar motor di Indonesia dengan pendekatan yang lebih baik terhadap kebutuhan dan preferensi konsumen lokal.***

Editor: Ilham Fauzan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah