Ingin Tahu Berapa Dana Pendidikan Anak dari SD sampai S1? Simak Panduan Lengkapnya di Sini!

- 27 Juni 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi Sarjana
Ilustrasi Sarjana /DialektikaKuningan.com/Erix Exvrayanto

KABAR GARUT - Perencanaan keuangan untuk pendidikan anak adalah salah satu aspek penting yang perlu dipersiapkan oleh orang tua. Mengingat biaya pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya, mempersiapkan dana pendidikan sejak dini menjadi langkah yang bijak. Artikel ini akan membahas langkah-langkah penting dalam merencanakan dana pendidikan anak dari SD hingga S1.

Ilustrasi Dua Skenario

  1. Opsi Pertama: Kita mulai nabung, investasi, dan dapat keuntungannya sampai anak kita berumur 18 tahun nanti.
  2. Opsi Kedua: Kita hidup happy-happy dan yolo aja sampai anak kita butuh uang untuk sekolah. Kalau dana dan rezekinya belum ada, ya bisa pinjam uang dan bayar bunga.

 

Langkah-Langkah Merencanakan Dana Pendidikan Anak

Langkah 1: Buat Rencana Pendidikan Anak

  • Masukkan nama anak dan usianya saat ini (kalau masih belum lahir tulis aja 0 tahun).
  • Pilih rentang pendidikan dari jenjang awal sampai jenjang akhir, dan di setiap jenjangnya rencanakan juga kira-kira mau sekolahin anak di daerah mana (negeri, swasta, national plus, atau international).
  • Misalnya kita pilih SD di Pulau Jawa dan sekolah swasta, nanti muncul perkiraan uang pangkal dan uang sekolahnya.
  • Angka-angka di sini itu default number berdasarkan riset kita di tahun 2023. Kalau kalian sudah tahu spesifiknya mau sekolahin anak di mana, bisa ganti dengan angka yang real.
  • Jangan lupa ada juga perkiraan biaya lain-lain seperti buku, field trip, extracurricular, uang jajan yang sekitar 10% dari uang sekolah.

Langkah 2: Refleksi Kondisi Keuangan

  • Simpan rencana pendidikan anaknya.
  • Masukkan penghasilan gabungan diri kita dan pasangan.
  • Isi juga berapa dana pendidikan yang sudah terkumpul sekarang (kalau belum mulai ngumpulin isi nol aja).
  • Kalau punya lebih dari satu anak, bikin dana pendidikan yang terpisah karena ini dana untuk masing-masing anak saja.
  • Masukkan inflasi pendidikan (default 15% per tahun).
  • Isi target investasi per bulan untuk dana pendidikan anak saja.

Langkah 3: Lihat Rincian Biaya Pendidikan

  • Lihat rincian biaya pendidikan dari SD sampai S1 beserta detailnya dari uang pangkal sampai biaya lain-lain.
  • Contohnya, kita butuh total biaya 2 miliar untuk pendidikan anak dari SD sampai S1, sedangkan cara kita berinvestasi hanya mengumpulkan 1,3 miliar, masih kurang 700 juta.
  • Masukkan target return investasi jika sudah tahu mau investasi di produk apa, atau klik belum jika belum tahu.

Langkah 4: Rekomendasi Strategi Investasi

  • Ada tiga tipe target investasi: fokus pada uang pangkal, kombinasi uang pangkal dan SPP, dan optimal.
  • Bayangkan tiap bulan kita investasi untuk mengumpulkan uang pangkal, misalnya dari anak usia 0 sampai umur 6 terkumpul 360 juta untuk uang pangkal SD.
  • Saat anak masuk SD, kita punya waktu 6 tahun lagi untuk mengumpulkan uang pangkal SMP, dan seterusnya.
  • Pastikan biaya pendidikan maksimal 30% dari income bulanan kita.
  • Jika investasi untuk mengumpulkan uang pangkal dan SPP dari awal, strategi investasi bulanan perlu disesuaikan.

Langkah 5: Evaluasi dan Optimasi Investasi

  • Perlu monitoring dan evaluasi strategi secara berkala, idealnya setiap 6 bulan sekali.
  • Konsultasi keuangan dengan professional seperti priority relationship manager di bank untuk memastikan investasi on track dengan target.

Saran untuk Mengelola Dana Pendidikan

  • Investasikan dana pendidikan di produk yang sesuai dengan jangka waktu dan profil risiko kita.
  • Mulai dengan produk low-risk untuk jangka pendek dan high-risk untuk jangka panjang.
  • Pertimbangkan asuransi kesehatan, sakit kritis, dan jiwa untuk melindungi aset yang sudah kita bangun.

Itulah step by step membuat strategi mengumpulkan dana pendidikan anak. Semoga jelas dan bermanfaat.***


Disclaimer: Artikel ini merupakan estimasi semata yang bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan berdasarkan berbagai sumber. Informasi yang disajikan tidak dimaksudkan sebagai nasihat keuangan profesional dan dapat berbeda tergantung pada kondisi individu dan perubahan ekonomi. Sebaiknya, konsultasikan dengan ahli keuangan atau perencana keuangan untuk mendapatkan analisis dan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Editor: Ilham Fauzan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah