Legenda Dodol Garut PICNIC, Bertahan di Tengah Badai Harga Bahan Baku Industri yang Kian Melambung

29 Maret 2024, 06:34 WIB
Proses produksi Dodol Garut PICNIC, di Jalan Pasundan, Kabupaten Garut, Jawa Barat /Dok PT Herlinah Cipta Pratama/

KABAR GARUT - PT Herlinah Cipta Pratama, yang dikenal sebagai produsen dodol Garut dengan merek dagang PICNIC, berdiri sejak 14 Juli 1959 di Garut, Jawa Barat, didirikan oleh Aam Mawardi, seorang putra daerah asli Garut. Sebelum menjadi industri besar, perusahaan ini awalnya beroperasi sebagai industri rumahan (home industry) beralamat di Jalan Ciledug Nomor 212, Garut.

Perusahaan dodol ternama yang kini beralamat di Jalan Pasundan, Garut sudah dipegang oleh tiga generasi. Generasi pertama sebagai pendirinya yaitu Aam Mawardi, dilanjutkan oleh H Iton Damiri kaka dari Aam Mawardi, dan sejak tahun 2000 dipegang oleh H Ato Hermanto yaitu putra dari Aam Mawardi.

Direktur Utama PT Herlinah Cipta Pratama H Ato Hermanto menuturkan pada awalnya dodol dibuat sebagai hidangan untuk tamu yang berkunjung, namun seiring waktu, produk ini mulai dipasarkan di sekitar Garut dengan kemasan yang sederhana.

"Adanya respons positif dari masyarakat, terutama di sekitar Garut, mendorong Aam Mawardi untuk memperluas pemasaran produknya ke Bandung," ucap H Ato Hermanto saat ditemui Kabar Garut.com di ruang kerjanya, Kamis, 28 Maret 2024.

H Ato menuturkan, meskipun awalnya ditolak oleh toko PICNIC di Bandung karena saat itu dodol masih dianggap makanan kalangan bawah, Aam Mawardi tetap bersemangat dan akhirnya berhasil mengambil hati pemilik toko PICNIC.

"Mengapa akhirnya diterima? Yaitu dengan mengubah mereknya yang semula bernama Dodol HERLINAH menjadi Dodol PICNIC sesuai dengan nama toko tersebut. Maka sejak itulah tepatnya tanggal 14 Juli 1959 Dodol Garut PICNIC resmi dijadikan sebagai merek dagang," ungkap H Ato membedah perjalanan Dodol Garut PICNIC.

Dalam perjalanannya PT Herlinah Cipta Pratama telah berkembang pesat dengan memiliki 280 karyawan dengan kapasitas produksi 3-4 ton per hari. Kapasitas produksi bisa meningkat hingga 8 ton per hari setiap menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, dan produknya telah tersebar di seluruh kota besar di Indonesia.

Prestasi yang diraih oleh PT Herlinah Cipta Pratama juga telah diakui melalui berbagai penghargaan dalam industri pangan Tanah Air.

10 Tahun Terakhir Perjalanan Kian Berat

H Ato mengungkapkan jika perjalanan usahanya di sektor pangan, kini tantangannya kian berat. Faktor pemicunya adalah melambungnya harga bahan dasar dodol seperti beras ketan dan gula pasir, di sisi lain kemampuan daya beli masyarakat kian menurun.

Oleh karena itu dia berharap kepada pemerintah agar bisa menjembatani masalah ini agar dodol garut sebagai salah satu makanan khas daerah bisa berlanjut mempertahan tradisinya.

"Dodol garut itu jangan hanya dipandang sebagai makanan, melainkan kearifan lokal sebagai kekayaan budaya Indonesia yang perlu dipertahankan keberlajutannya," katanya.

"Kami juga tidak mau hanya dipandang sebagai pedagang. Tetapi bagaimana kami menjaga kualitas produk dodol garut asli yang memiliki tektur, kelezatan dan cita rasa khas yang diperjuangkan oleh para pendahulu kita," ujar H Ato menegaskan.

Pemerintah daerah, khususnya Pemkab Garut sudah saatnya mendengar keluhan para pengrajin dodol garut. Bagaimanapun keberadaan dodol garut telah tumbuh dan berkembang melambungkan nama Garut khususnya, dan Jawa Barat pada umunya.

Dodol, seperti halnya jeruk garut, dan doma garut jangan hanya dipandang sebagai komoditi konsumsi, melainkan kekayaan budaya yang tidak dimiliki darah lain sebagai kearifan lokal yang bisa memberikan kontribusi besar di sektor pariwisata.

"Kami meminta kepada pemerintah ada regulasi melalui asosiasi atau koperasi, agar pengusaha yang bergerak di sektor UMKM termasuk dodol garut bisa membeli gula pasir sesuai dengan harga pabrik. Kalau terus-terusan membeli bahan baku yang telah dimainkan pasar, rasanya berat kedepannya," ujar H Ato Hermato.

Menutup perbincangannya dengan Kabar Garut.com Pikiran Rakyat Media Network, H Ato mengungkapkan jika pihaknya telah lama menunggu perhatian pemerintah untuk mencarikan solusi terkait masalah ini, agar dodol garut sebagai makanan khas yang juga berkualitas bisa terus bersaing di tengah kompetisi pasar global.***

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler