Mengenal Bitcoin Halving dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Bitcoin

16 April 2024, 17:41 WIB
/

KABAR GARUT - Bitcoin mata uang kripto yang pertama dan paling terkenal, telah menjadi subjek minat yang besar sejak diluncurkan oleh seseorang atau kelompok yang menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Salah satu aspek yang membuat Bitcoin begitu menarik adalah sistem reward bagi para miner yang mendukung jaringannya. Namun, aspek ini juga menjadi subjek perubahan periodik yang dikenal sebagai "Bitcoin Halving".

Bagaimana Bitcoin Halving Bekerja?

dikutip situs forbes.com, mekanisme Bitcoin Halving ditulis ke dalam algoritma penambangan Bitcoin untuk mengatasi inflasi dengan menjaga kelangkaan. Dalam teori, pengurangan laju penerbitan bitcoin berarti bahwa harga akan meningkat jika permintaan tetap sama.

Baca Juga: Crypto Sedang Turun, Apakah Sebaiknya Dijual atau Ditahan? Ini Tipsnya

Saat ini, Bitcoin memiliki tingkat inflasi kurang dari 2%, yang akan berkurang menjadi kurang dari 1% setelah halving pada April 2024. Ini terlihat cukup baik dibandingkan dengan inflasi tahunan sebesar 4,1% yang tercatat untuk tahun 2023 di Australia.

Apa Itu Bitcoin Halving?

Bitcoin Halving adalah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun sekali dalam jaringan Bitcoin. Pada saat halving, reward yang diberikan kepada para miner Bitcoin untuk menambang blok baru secara otomatis dipangkas setengah dari jumlah sebelumnya. Dengan kata lain, jumlah Bitcoin baru yang ditambang setiap blok berkurang 50%.

Sejak penciptaannya, Bitcoin telah mengalami tiga halving. Pertama kali terjadi pada tahun 2012, diikuti oleh halving kedua pada tahun 2016, dan yang ketiga pada tahun 2020. Peristiwa ini diatur secara ketat oleh protokol Bitcoin dan merupakan bagian integral dari desain aset kripto tersebut.

Dampak Halving terhadap Bitcoin

  1. Kelangkaan Semakin Meningkat

    Salah satu dampak paling langsung dari halving adalah peningkatan kelangkaan Bitcoin. Dengan reward setengahnya, pasokan Bitcoin baru yang masuk ke pasar secara drastis berkurang. Hal ini memperkuat narasi bahwa Bitcoin adalah aset yang langka dan memiliki nilai yang terus meningkat.

  2. Meningkatkan Nilai

    Sejarah telah menunjukkan bahwa halving cenderung diikuti oleh kenaikan harga Bitcoin. Penurunan pasokan baru sementara permintaan tetap tinggi atau bahkan meningkat, cenderung mendorong harga Bitcoin naik. Ini karena hukum dasar penawaran dan permintaan berlaku: semakin sedikit pasokan baru yang masuk ke pasar, semakin tinggi kemungkinan harga naik.

  3. Pengaruh Sentimen Pasar

    Selain faktor fundamental, halving juga memiliki dampak psikologis pada pasar. Peristiwa ini sering kali dianggap sebagai momentum positif bagi Bitcoin, yang dapat mempengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan. Investor dan trader cenderung lebih optimis terhadap prospek harga Bitcoin setelah halving.

  4. Dampak Jangka Panjang

    Meskipun dampak halving biasanya terlihat dalam jangka pendek, dampak jangka panjangnya juga signifikan. Halving berkontribusi pada proses pengaturan suplai Bitcoin secara bertahap menuju jumlah maksimum yang akan pernah ada, yaitu 21 juta Bitcoin. Ini menghasilkan sifat deflasioner yang dianggap sebagai salah satu fitur kunci Bitcoin.

Baca Juga: Kenali 39 Istilah dalam Dunia Crypto Sebelum Anda Bermain

Dalam kesimpulannya, Bitcoin Halving adalah peristiwa penting dalam ekosistem Bitcoin yang mempengaruhi suplai, permintaan, dan harga aset kripto tersebut. Meskipun efeknya dapat bervariasi dari satu halving ke halving berikutnya, pemahaman tentang fenomena ini merupakan hal yang penting bagi investor dan pengamat pasar dalam membuat keputusan investasi yang terinformasi.***

Editor: Ilham Fauzan

Sumber: forbes.com

Tags

Terkini

Terpopuler