Apakah Konsep Keuangan 50/30/20 Efektif? Simak Penjelasannya!

- 23 Juni 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi keuangan yang ketat
Ilustrasi keuangan yang ketat /PIXABAY/

KABAR GARUT - Formula Anggaran Seperti 50/30/20 atau 40/30/20/10 Sering Dianggap Praktis untuk Mengelola Keuangan Pribadi. Namun, Apakah Formula Ini Efektif untuk Semua Orang? Mari Kita Bahas Lebih Mendalam dengan Contoh Nyata dalam Kehidupan Sehari-hari.

Contoh Pertama: Keluarga dengan Penghasilan Minimum

Bayangkan seorang ayah dengan istri yang tidak bekerja dan empat anak yang masih sekolah di Jawa Barat, dengan pendapatan UMR sebesar Rp 2 juta per bulan. Menurut formula 50/30/20 yang dipopulerkan oleh Elizabeth Warren, 50% dari pendapatan digunakan untuk kebutuhan pokok, yaitu Rp 1 juta, 30% untuk keinginan atau hiburan sebesar Rp 600 ribu, dan 20% atau Rp 400 ribu untuk tabungan atau cicilan.

Namun, apakah realistis mengharapkan Rp 2 juta cukup untuk menghidupi enam orang? Mengalokasikan Rp 600 ribu untuk keinginan seperti membeli baju atau jalan-jalan tidak masuk akal jika ada cicilan utang sebesar Rp 1 juta per bulan. Dalam situasi ini, formula 50/30/20 jelas tidak relevan.

Contoh Kedua: Profesional Muda dengan Penghasilan Tinggi

Sebaliknya, seorang profesional muda dengan penghasilan Rp 20 juta per bulan dan tanpa tanggungan keluarga, apakah harus menghabiskan Rp 10 juta untuk kebutuhan hidup dan hanya menabung Rp 4 juta? Dengan penghasilan sebesar itu, seharusnya ada lebih banyak ruang untuk menabung dan berinvestasi.

Mengapa Formula Ini Tidak Berlaku Universal?

Dari dua contoh di atas, jelas bahwa formula anggaran seperti 50/30/20 tidak berlaku untuk semua orang, terutama bagi mereka yang penghasilannya terlalu rendah atau terlalu tinggi. Bahkan, untuk orang dengan penghasilan rata-rata, formula ini mungkin tidak selalu relevan, terutama jika mereka memiliki tanggungan keluarga yang besar.

Pengeluaran vs. Pendapatan di Kota Besar

Rata-rata gaji buruh, karyawan, dan pegawai di Indonesia pada tahun 2023 sekitar Rp 3,2 juta per bulan. Sedangkan di 10 kota besar di Indonesia, pengeluaran per kapita berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 4,5 juta per bulan. Artinya, banyak orang yang pengeluarannya melebihi pendapatan mereka, sehingga arus kas mereka negatif.

Mengapa Formula Ini Banyak Diajarkan?

Meskipun formula 50/30/20 sering dianggap tidak tepat, mengapa masih banyak diajarkan? Karena simpel, mudah dijelaskan, dipahami, dan diingat. Orang cenderung mencari jawaban yang singkat dan to the point. Namun, dalam kenyataannya, tidak ada satu jawaban yang cocok untuk semua keadaan.

Membangun Kebiasaan Menabung dan Berinvestasi

Sebagai gantinya, lebih baik kita mulai dengan menyisihkan minimal 10% dari pendapatan untuk diinvestasikan, tidak peduli seberapa besar gaji kita. Yang penting adalah membangun kebiasaan menabung secara konsisten dan meningkatkan porsi tabungan setiap tahun.

Jika kita hanya menabung 10% per bulan, kita perlu bekerja selama 51 tahun untuk bisa pensiun. Namun, dengan meningkatkan saving rate, kita bisa mencapai tujuan keuangan lebih cepat. Misalnya, menabung 50% dari pendapatan bisa membuat kita pensiun dalam 17 tahun.

Halaman:

Editor: Ilham Fauzan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah