Bupati Sebut Kasus Pencatutan Identitas Warga untuk Pinjam Uang ke PMN Bisa Terjadi juga di Kecamatan Lain

- 24 Juli 2023, 18:01 WIB
Bupati Garut, Rudy Gunawan menduga kasus pencatutan data warga bukan hanya terjadi di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul
Bupati Garut, Rudy Gunawan menduga kasus pencatutan data warga bukan hanya terjadi di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul /Kabar Garut.com/Aep Hendy S/

 

KABAR GARUT - Bupati Garut, Rudy Gunawan, angkat bicara kaitan dengan kasus pencatutan identitas warga untuk meminjam uang ke PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Menurutnya, kasus serupa bisa saja terjadi juga di wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Garut.

"Mungkin saja kasusnya bukan hanya di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul tapi terjadi juga di kecamatan yang lainnya", ujar Rudy menyikapi kasus pencatutan identitas ratusan warga untuk persyaratan peminjaman uang ke PT PNM di Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul.

Dikatakannya, untuk memastikannya tentu diperlukan pengecekan ulang atau verifikasi yang lebih teliti oleh pihak bersangkutan. Apalagi selama ini pembayaran dari kelompok lain di Garut terbilang lancar.

Sepengetahuannya, tutur Rudy, nasabah PNM di Kabupaten Garut cukup banyak dan semuanya terdiri dari kaum ibu. Nasabah PNM di Garut tersebar di seluruh kecamatan yang jumlahnya mencapai 42 kecamatan.

Disampaikannya, karena jumlah nasabahnya yang cukup banyak, maka angka pinjaman warga Garut ke PNM pun nilainya cukup besar yakni mencapai Rp1 miliar. Namun demikian, tingkat kemacetan pembayaran dari nasabah ke PNM di Garut relatif kecil.

Menanggapi adanya dugaan kebocoran data identitas warga, Rudy menyebutkan hal itu perlu ditelusuri dari mana dan kondisi seperti apa kebocorannya. Berbagai kemungkinan yang bisa menyebabkan terjadinya kebocoran data identitas warga bisa saja terjadi.

Ia mencontohkan, ketika dibutuhkan silon (sistem informasi pencalonan) partai politik, KTP juga dikumpulkan. Demikian juga untuk berbagai keperluan lainnya, banyak persyaratan yang mengharuskan adanya pengumpulan KTP.

"Dalam kasus di Desa Sukabakti ini, kita belum bisa memastikan pada saat apa kebocoran data ratusan warga itu terjadi. Saya menduga KTP diberikan kepada seseorang untuk kepentingan tertentu kemudian difoto kopi untuk diambil NIK-nya yang kemudian dijadikan dasar bagi PNM", katanya.

Rudy mengungkapkan, kasus tersebut kini sudah ditangani pihak kepolisian, termasuk pencarian oknum ketua kelompok yang diduga telah menggunakan data pribadi warga untuk digunakan persyaratan meminjam uang ke PNM sedang dicari. Ia berharap kasus seperti ini tidak sampai terulang ke depannya.***

Editor: Aep Hendy


Tags

Artikel Pilihan

Terkini