Seluas 73 Hektare Lahan Padi di Garut Mulai Kekeringan, Petani Lakukan Pompanisasi Air

- 2 Juli 2024, 19:23 WIB
Areal sawah di wilayah Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut yang mulai terkena dampak akibat kemarau sehingga petani melakukan penanganan dengan sistem pompanisasi air.
Areal sawah di wilayah Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut yang mulai terkena dampak akibat kemarau sehingga petani melakukan penanganan dengan sistem pompanisasi air. /kabargarut.com/Dok. BPTPH Jabar

KABAR GARUT - Musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Garut dan sekitarnya saat ini sudah mulai menimbulkan dampak. Sebagian lahan pertanian kini mulai dilanda kekeringan akibat kurangnya pasokan air.

Adanya lahan pertanian di Kabupaten Garut yang sudah mulai dilanda kekeringan, diungkapkan Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Garut, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jawa Barat, Ahmad Firdaus. Akibatnya, saat ini
petani secara swadaya melakukan pompanisasi sebagai upaya mengatasi lahan supaya tanamannya tetap bisa tumbuh.

"Penanganan lahan kekeringan yang merupakan dampak kemarau saat ini masih dilakukan secara swadaya oleh para petani, khususnya petani padi. Salah satu cara yang dilakukan yakni melakukan sistem gilir giring dan pompanisasi", ucap Ahmad, Selasa, 2 Juli 2024.

Baca Juga: Sentra Neglasari, Gambaran Kumpulan Berdaya Melalui Pendampingan BTPN Syariah

Menurutnya, meski saat ini di Garut sudah ada lahan pertanian yang kekeringan yang merupakan dampak kemarau, akan tetapi masih banyak pula lahan yang masih bisa mendapatkan pengairan dengan baik. Hal ini dikarenakan di musim kemarau ini masih ada turun hujan akan tetapi intensitasnya rendah.

Berdasarkan data yang ada, tutur Ahmad, per tanggal 15 Juni 2024 kondisi lahan yang dilanda kekeringan di Garut, untuk padi seluas 73 hektare. Dari jumlah tersebut, 66 hektare di antaranya masuk kategori kekeringan ringan, 2 hektare berat, dan sisanya seluas 5 hektare tergolong berat.

Sedangkan untuk lahan komoditas jagung, tambahnya, tercatat kekeringan sedang seluas 7 hektare, kemudian tanaman bawang merah kekeringan sedang seluas 87 hektare yang tersebar di Kecamatan Mekarmukti, Peundeuy, Garut Kota, Pangatikan, Sukawening, Banyuresmi, Cibatu, Blubur Limbangan, Selaawi, Sucinaraja, Bayongbong, dan Sucinaraja.

Baca Juga: Pastikan Kesehatannya, Tersangka Mutilasi di Garut Akan Jalani Pemeriksaan Kejiwaan

Dia menyebutkan, sampai saat ini luas lahan kekeringan yang sudah mendapatkan penanganan secara swadaya di lapangan melalui pompanisasi dan gilir giring baru seluas 68 hektare.

Halaman:

Editor: Aep Hendy


Tags

Artikel Pilihan

Terkini