Tantangan bagi rakyat indonesia untuk bisa menekan korupsi yang jelas merusak keuangan negara. Selain itu Indonesia juga tidak menggantungkan kebutuhan terhadap negara asing.
"Perang ini bisa memberi dampak negatif terhadap perkembangan ekonomi. Indonesia masih banyak tergantung impor paling besar gandum, jagung dan pupuk." katanya.
Baca Juga: Sumber Daya Alam Garut Dilirik 3 Investor Asing untuk Mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan RI dengan Rusia cukup besar, dimana komoditas yang diperdagangkan Indonesia dengan Rusia, antara lain lemak dan minyak hewan, karet, hingga barang dari karet.
Artinya, perang itu telah menyebabkan terganggunya perdagangan baik impor dari ke dua negara atau sebaliknya ekspor kita ke sana terhambat
Di sisi lain ekspor Indonesia ke Ukraina juga signifikan mulai lemak, minyak hewan, kertas, kakao.
Baca Juga: Korupsi Dana Nasabah, Mantan Mojang Garut Dituntut Hukuman 7 Tahun
Ia menyebut, perang Rusia vs Ukraina sangat berpengaruh dan berdampak negatif terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Kebutuhan gandum dalam negeri mencapai 10-12 juta ton per tahun. Hingga bisa menghabiskan devisa negara 5 miliar dolar per tahun.
Selain Hashim sebagai pemateri pada dialog tersebut ada CEO Restok id Tiar dan manta walikota Tasikmalaya H. Syarif Hidayat.
Komisaris Primajasa Amir Mahpud yang menginisiasi acara itu berharap melalui acara itu, para pengusaha bisa termotivasi dan memperoleh banyak pengalaman dan inspirasi.