Viral di Medsos X: Pengakuan Wisatawan 'Diperas' Rp500 Ribu di Curug Putri Carita, Banten

- 12 Mei 2024, 19:05 WIB
Ilustrasi pungli.
Ilustrasi pungli. /Istimewa /

KABAR GARUT - Seorang wisatawan memberikan pengakuan memilukan tentang pengalaman buruknya saat berkunjung ke Curug Putri Carita, Banten.

Dalam pengakuannya yang viral di media sosial "X", ia dengan tegas menyarankan agar orang lain tidak mencoba berkunjung ke tempat tersebut.

Kisahnya, dimulai ketika ia dan teman-temannya memutuskan untuk mengunjungi Curug Putri Carita dengan mobil pribadi.

Namun, sejak mereka hendak memasuki jalan menuju destinasi tersebut, mereka sudah ditanya oleh sekelompok orang tak dikenal.

Ketika mereka masuk ke gang kecil menuju curug, mereka disusul oleh empat sepeda motor yang mengawasi gerak-gerik mereka dari belakang.

Ketika tiba di tempat parkir, para wisatawan diarahkan untuk naik sepeda motor ke curug. Meskipun awalnya rela membayar untuk biaya ojek motor, mereka mulai merasa terkejut ketika disuruh memberikan uang tip kepada seorang "pemandu" yang sebenarnya tidak melakukan banyak hal selama perjalanan.

Pengakuan Wisatawan:
Pengakuan Wisatawan: Tangkapan layar/

Tidak hanya itu, setibanya di tempat parkir, mereka juga diminta membayar biaya parkir yang tidak wajar, sebesar Rp50.000, di sebuah halaman rumah penduduk setempat.

Setelah menghitung semua biaya yang mereka keluarkan, termasuk tip untuk pemandu dan ojek motor, mereka menyadari bahwa total biaya yang dikeluarkan 500 ribu rupiah.

"Curug Putri Carita (Green Canyon Banten) JANGAN pernah coba-coba kesini, pokoknya jangan." ungkap Andre, dikutip Kabar Garut. com dari akun medsos "X" @andreqve, Minggu 12 Mei 2024.

"Tahun lalu kesini sama teman bawa mobil. Dari jalan utama mau belok udah ditanya abang2. Kita masuk gang, 4 motor ngikut di belakang." lanjutnya.

"Sampai diparkiran, disuruh naik motor ke curugnya. Okelah bayar ojek motor, terus tip guide - yg gak guiding apa-apa." kata Andre. 

"Bayar parkir (di halaman rumah) digetok 50rb. Tip guide, ojek motor, etc. Total 4 orang kayanya lebih 500 abis," ujarnya menambahkan.

Pengakuan ini tentu saja menimbulkan kehebohan di media sosial, dengan banyak orang yang merasa prihatin dan marah atas praktik pungutan liar semacam ini di destinasi wisata populer.

Banyak yang menilai bahwa hal ini merusak citra pariwisata Indonesia dan menghalangi potensi pertumbuhan sektor pariwisata di daerah tersebut.

Melansir sppariwisata.com , tindakan pungutan liar, termasuk biaya tambahan yang tidak sah, berpotensi membuat para wisatawan ragu untuk mengunjungi tujuan tertentu, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan pariwisata lokal dan menurunkan jumlah kunjungan wisata.

Dari pengungkapan melalui sosmed, pengakuan ini semakin menggarisbawahi pentingnya transparansi dan pengawasan yang lebih ketat dalam industri pariwisata,

serta perlunya kesadaran akan hak-hak konsumen dan kewajiban moral bagi para penyedia layanan wisata untuk memberikan pengalaman yang positif dan aman bagi para pengunjung.

Semoga pengalaman seperti yang dialami oleh pengakuan ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata Indonesia.***

Editor: Ilham Fauzan

Sumber: Akun X @andreqve


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah