Hashim Djojohadikusumo: Korupsi Jadi Tantangan Paling Mendasar Bagi Kemajuan Masa Depan Ekonomi Indonesia

10 Juni 2023, 23:33 WIB
Hashim Djojohadikusumo memerikan materi pada dialog menatap masa depan ekonomi Indonesia di Grand Metro Tasikmalaya. /Kabar Garut/Erwin R. Widiagiri

KABAR GARUT - Menelaah konflik Rusia dan Ukraina Pengusaha internasional Hashim Djojohadikusumo mengatakan, menatap masa depan ekonomi Indonesia dari perang Rusia dan Ukraina serta ketegangan negara-negara yang terlibat,
jadi tantangan masa depan ekonomi Indonesia.

Termasuk Indonesia yang masih tergantung pada negara Rusia dan Ukraina tersebut. Dimana hingga saat ini Indonesia membutuhkan minyak 1 juta barel per hari. Rusia merupakan pengeksor minyak dan gas terbesar di dunia.

"Tantangan paling mendasar negara Indonesia korupsi yang masih merajalela, selain ketergatungan terhadap impor," katanya saat jadi pemateri pada agenda Gala Dinner dan dialog menatap masa depan ekonomi Indonesia di Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Jumat (9/6/2023) malam.

Baca Juga: Hati-Hati di Garut Pelaku Bobol Rumah saat Pemilik Tidak Ada mulai berkeliaran

Seluruh pengusaha Indonesia harus mewaspadai sejumlah tantangan yang berpotensi merusak besarnya potensi perekonomian masyarakat Indonesia. "Terlebih dengan situasi kondisi imbas dari perang," kata Hashim pada gelaran acara yang diinisiasi Primajasa Institute itu.

Adik kandung Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto tersebut mengingatkan, bahwa korupsi sangat merusak semua lini negara. Kebocoran-kebocoran anggaran dan keuangan negara terjadi semakin masif.

Hampir 20 tahun lembaga Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK) dibentuk. Kasus korupsi makin tidak terkendali, bahkan uang negara yang digelapkan tidak tanggung-tanggung miliaran hingga triliunan.

Baca Juga: Tiga Remaja Pengunjung Pantai Santolo Garut Terseret Ombak, Satu Meninggal

"Perang Rusia dan Ukraina serta potensi terjadinya perang antara Amerika dan China hingga covid jenis baru jadi tantangan bagi kita semua, selain korupsi," kata Hashim.

Tantangan bagi rakyat indonesia untuk bisa menekan korupsi yang jelas merusak keuangan negara. Selain itu Indonesia juga tidak menggantungkan kebutuhan terhadap negara asing.

"Perang ini bisa memberi dampak negatif terhadap perkembangan ekonomi. Indonesia masih banyak tergantung impor paling besar gandum, jagung dan pupuk." katanya.

Baca Juga: Sumber Daya Alam Garut Dilirik 3 Investor Asing untuk Mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan RI dengan Rusia cukup besar, dimana komoditas yang diperdagangkan Indonesia dengan Rusia, antara lain lemak dan minyak hewan, karet, hingga barang dari karet.

Artinya, perang itu telah menyebabkan terganggunya perdagangan baik impor dari ke dua negara atau sebaliknya ekspor kita ke sana terhambat

Di sisi lain ekspor Indonesia ke Ukraina juga signifikan mulai lemak, minyak hewan, kertas, kakao.

Baca Juga: Korupsi Dana Nasabah, Mantan Mojang Garut Dituntut Hukuman 7 Tahun

Ia menyebut, perang Rusia vs Ukraina sangat berpengaruh dan berdampak negatif terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Kebutuhan gandum dalam negeri mencapai 10-12 juta ton per tahun. Hingga bisa menghabiskan devisa negara 5 miliar dolar per tahun.

Selain Hashim sebagai pemateri pada dialog tersebut ada CEO Restok id Tiar dan manta walikota Tasikmalaya H. Syarif Hidayat.

Komisaris Primajasa Amir Mahpud yang menginisiasi acara itu berharap melalui acara itu, para pengusaha bisa termotivasi dan memperoleh banyak pengalaman dan inspirasi.

Baca Juga: Ilegal, Tambang Pasir di Garut Ditutup dan Pemiliknya Ditangkap

Sehingga berguna bagi kemajuan usaha yang tengah dirintis atau tengah dikembangkan. "Mudah-mudahan dari dialog ini bisa memotivasi ratusan pengusah dan UKM se Priangan Timur," katanya.

Sementara acara dialog ini ada sebanyak 250 pengusaha se Priangan Timur yang hadir.***

 

Editor: Erwin R. Widiagiri

Tags

Terkini

Terpopuler