Menurut Hanifah, Garut dipilih menjadi salah satu tempat penyelenggaraan edukasi pengelolaan sampah karena produksi sampahnya yang cukup besar. Banyaknya destinasi wisata di Garut, menjadi salah satu potensi produksi sampah akibat banyaknya pengunjung.
"Dengan dilakukannya pengolahan sampah, bukan hanya bisa mengurangi volume. Sampah yang diolah dengan baik bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan wisata setempat maupun masyarakat", katanya.
Banyaknya destinasi wisata di suatu daerah seperti halnya di Garut menurut Hanifah merupakan hal yang sangat positif karena bisa mendatangkan banyak wisatawan. Namun di sisi lain hal ini bisa menjadi hal negatif ketika sampahnya tidak dikelola dengan baik.
Para peserta dalam kegiatan tersebut, imbuhnya, diberikan pemahaman bagaimana cara mengolah sampah sehingga menjadi barang yang bermanfaat. Sampah bisa diolah menjadi bahan bangunan atau "paving block" untuk jalan.
Dikatakannya, para peserta tidak hanya diberi teori tatacara pengolahan sampah menjadi barang bermanfaat akan tetapi juga langsung dilakukan praktik. Diharapkan, kegiatan ini bisa menjadi pembuka wawasan berbagai elemen masyarakat di Garut dan selanjutnya diaplikasikan dengan adanya kebijakan dari pemerintah daerah.
"Keuntungan lainnya, tempat wisata juga bisa terjaga kebersihannya sehingga para pengunjung akan merasa nyaman", ucap Hanifah.
Di tempat yang sama, anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah menyatakan dukungannya dengan program literasi terkait pengelolaan sampah pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Kegiatan ini dinilainya sangat positif karena bisa memberikan banyak manfaat.
Terlebih lagi, ujar politisi Partai Golkar ini, dari informasi yang diterimanya, produksi sampah di Garut setiap harinya cukup banyak yakni mencapai ratusan ton. Jika tidak dilakukan pengolahan, tentu hal ini akan menimbulkan masalah besar.